Episode 2: Blogger
Sejenak Wei Wei menatap wajah Prof. Tony sambil mengerjapkan matanya karena silau. Wei Wei mendongak ke atas melihat Prof. Tony yang tinggi menjulang sedang memandang tajam kearah Wei Wei, tangannya bersedekap, “I Know you’re a foreign student. But I have no exception for those who doesn’t put any attention to my class.”
“Maaf Prof, tadi malam saya tidak cukup istirahat. Saya….”. Sejenak Wei Wei ragu. “Ah sudahlah aku bilang saja bahwa aku membaca bukunya”, gumamnya dalam hati. “Saya membaca buku anda yang berjudul Internet of Thing untuk Misi Kemanusiaan”
Prof. Tony sedikit kaget, tapi tidak mau terlalu memperlihatkan karena dia berpikir mungkin ini hanya trik dari mahasiswa menghindari hukuman. “Baik, kalau memang kamu baca buku itu, kamu bikin resensi 10 halaman, sore ini jam 3 serahkan ke ruangan saya, kalau tidak sanggup, nilai kamu D!”
Wei Wei kaget menerima tugas itu. “Aku belum pernah membuat resensi buku, apalagi jam 3 sore harus selesai gawat ini”. “Baik Prof.”, tak ada pilihan lain kecuali menyanggupi.
Selesai kuliah Prof. Tony, Wei Wei membereskan bukunya sambil berpikir cara membuat resesensi buku. Wei-Wei bertanya pada Andi teman di sebelahnya, “kamu tau bagaimana caranya bikin resensi buku?”
Andi berpikir sejenak, “Aku nggak tau tapi kamu bisa minta tolong ke pustakawan di kampus kita.”
Wei Wei, “ Oh iya, aku baru ingat kemarin malam aku ke perpustakaan ada seorang librarian yang bantu aku, coba nanti telepon perpustakaan mungkin dia bisa bantu.”
Wei Wei mengeluarkan HPnya dan memencet nomor Perpustakaan.
Ningsih, petugas administrasi bernama menerima telepon itu, “Hallo, ini Perpustakaan UGM, ada yang bisa kami bantu?”
“Saya Wei Wei, mahasiswa Fakultas MIPA, apakah Pak Maman ada ditempat siang ini? Saya minta tolong dibantu untuk tugas resensi buku.”
“Pak Maman? Sebentar ya saya tanyakan ke beliau dulu karena setau saya jam 9 beliau ada meeting dengan rektorat.”
Maman yang kebetulan ada di dekat Ningsih bertanya, “Siapa yang telepon?”
“Ini ada mahasiswa MIPA bernama Wei Wie ingin bertemu bapak.”
“Ok, biar saya jawab”. Maman meraih gagang telepon. “Hallo, ada yang bisa saya bantu?”
“Begini, saya ada tugas membuat resensi dan harus dikumpulkan sore ini pukul 3, bisakah anda bantu saya?”. Wei wei menyampaikan singkat.
“Baik, nanti jam 12 siang ya, karena pagi ini ada rapat, temui saya di ruang diskusi Perpustakaan“
###
Menjelang pukul 12 siang Wei Wei ke perpustakaan untuk menemui Maman. Wei Wei menunggu di ruang diskusi dan duduk di sofa berwarna coklat muda. Baru pertama kali ini Wei Wei ke ruang diskusi. Ruang itu tampak nyaman, dan sejuk. Muat untuk 6 orang dengan seperangkat sofa dihiasi wallpaper dinding bermotif bunga kecil-kecil. Pewangi ruangan beraroma bunga lembut berasal dari aromatherapy yang ada di pojok ruangan di sebelah tanaman. Wei Wei tersenyum suka dengan ruangan ini karena nyaman dan bisa untuk belajar dengan tenang.
Maman datang dari arah ruangan kerjanya, dari kejauhan dia melihat Wei Wei tampak cantik. Rambut tergerai sebahu, menggunakan baju berwarna biru muda. Rambut Wei Wei yang biasanya tergerai sebahu diikat ekor kuda.
“Selamat siang”, Maman datang dan mengulurkan tangan untuk salaman.
“Selamat siang, maaf mengganggu waktu anda.”
“Tugas nya resensi buku apa ya?”
Wei Wei menceritakan kejadian dia tertidur di kelas dan mendapat hukuman dari Prof. Tony untuk membuat resensi buku.
Mendengar ceritanya Maman tertawa.
“Kok, tertawa si? Saya malu dilihat seluruh kelas.” Kata Wei Wei sambil menutup mukanya dengan kedua tangan.
“Kenapa musti malu? Artinya itu kamu dikenali Prof. Tony. Baiklah ayo kita mulai”
Wei Wei membuka laptopnya Merk Sanwa keluaran terbaru dan membuka buku Prof Tony.
“Saya sudah membuat beberapa catatan tentang buku ini.”, kata Wei Wei.
“Hmm, tulisan tangan kamu bagus juga ya, rapi dan mudah dibaca, tapi aku nggak bisa bacanya karena ini tulisan aksara Cina.” Kata Maman sambil tertawa.
“Oh, iya maaf,” kata Wei Wei. “Baik, ini saya langsung tulis di laptop catatan saya.”
“Saya akan memberikan beberapa contoh resensi buku.”
Maman memperlihatkan blog yang berisi resensi buku di langitbiru.com.
“Blog ini banyak meresensi buku-buku yang bagus, kamu bisa lihat sendiri. Macam-macam jenis resensi. Yang ini resensi model cerita karena dari buku sastra” Kata Maman
Maman melanjutkan scroll ke bawah beberapa contoh resensi dari blog itu.
“Nah, yang ini contoh resensi informatif, resensi deskriptif dan di bawahnya lagi resensi kritis. Dari identitas buku, bagian menarik dari buku kamu bahas di resensi. Intinya kamu cerita pada pembaca buku ini tentang apa dan kenapa menarik untuk dibaca. Kamu mau bikin yang model mana?” tanya Maman kepada Wei Wei
“Ini blog siapa?” tanya Wei Wei
Maman hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.
“Oh, baiklah, ini saya akan membuat resensi model kritis, karena saya menemukan beberapa catatan kesalahan minor dari buku Prof. Tony.”
“Kamu tulis saja, aku tinggal sebentar nanti aku periksa lagi.”
###
Maman berjalan keluar meninggalkan Wei Wei yang sedang mengerjakan resensi. Maman berjalan ke arah kantin Bu Walimah di samping Perpustakaan. Memesan soto ayam dan es teh manis, masing-masing 2 porsi untuk dibawa ke ruang diskusi. Soto di kantin ini terkenal enak dan gurih, sesuai lidah Maman. Kelewat jam sedikit bisa kehabisan soto, karena mahasiswa dan karyawan dari berbagai fakultas juga sering makan di situ.
“Sepertinya kita harus makan dulu.” Kata Maman kepada Wei Wei.
Bau harum soto menyerbak ke ruangan diskusi.
“Eh, maaf jadi merepotkan saya nanti makan di kantin saja setelah selesai tugas”
Maman,”It’s okay, ini sudah dipesan, kamu harus coba soto ayam ini.”
Dari kejauhan Yani, petugas sirkulasi melihat Maman dan Wei Wei yang sedang di ruang diskusi. Wajah Yani tampak masam, sudah lama dia suka sama Maman, tapi sepertinya diabaikan. Yani ingat betul malam itu Wei Wei meminjam buku di perpustakaan. Penasaran, Yani melihat data keanggotaaan di Sistem Perpustakaan SIPUS. Dia ketik nama Wei Wei untuk melihat datanya. Dari kejauhan Yani memfoto Maman dan Wei Wei yang ada di ruang diskusi.
Bersambung