Sumber: http://prisekip.blog.ugm.ac.id
Bila mulai pensiun,terjadi suasana pancaroba meliputi mendung stress dapat terlewat dengan selamat, mereka akan terhindar dari depresi. Tanda seseorang pustakawan pada umumnya adalah bisa menjadi pemurung, cepat tersinggung dan marah, agak agresif dan sensitive, pada pustakawan wanita, ada tanda – tanda depresi meliputi meningkatnya rasa lapar dan bertambahnya berat badan, rambut menipis berwarna putih, wajah keriput, pinggang menjadi gemuk, tenaga dan otot melemah, setiap pustakawan akan mengalami proses penuaan secara fisik, pustakawan yang sudah lansia perlu menunjukkan tetap aktif tidak menunjukkan dalam hal kemampuan mental, mereka sulit berkonsentrasi tidak bisa memahami lingkungan.
Seorang pustakawan yang sudah lansia perlu mendengarkan lagu – lagu dengan suara yang sentimental menyalurkan lagu – lagu yang liriknya menyentuh hati. Ketika masih aktif bekerja sebelum pensiun hampir selalu menduduiki jabatan dalam sepanjang karier tanpa disadari jabatan itu melekat erat pada dirinya se – olah2 sulit di pisahkan jabatan itu, mengaggap jabatan itu merupakan dirinya. Padahal jabatan bukanlah begian dari hidup seseorang. Jabatan pustakawan hanyalah suatu pekerjaan dan kegiatan suatu pekerjaan pada saat kita masih aktif, ketika jabatan pustakawan hilang, habislah begitu saja, kenangnya masa lalu terasa menyakitkan bila dialami masa sekarang sangat jauh berbeda. Bagaimana memetakan pustakawan dalam menghadapi pensiun? Pustakawan hidup masa tua bukanlah sebuah rolet undian, sekarang tidak ada lagi kemudahan seperti ketika masih menjabat. Seorang Begawan pustakawan pernah mengatakan “ Setiap pustakawan adalah arsitek dirinya sendiri” Anda dulu pernah berhasil memutar otak keberuntungan, bisa kita masih memainkan peran seperti dulu. Saat kita melepaskan baju pustakawan pertama menjalankan pensiun ini merupakan waktu yang kritis dalam menghadapi pensiun, walaupun seseorang bisa melanjutkan atau berpindah dalam bidang profesi yang lain.
Kalau kita tidak bisa mengatasi penyakit post power syndrome yang berlarut – larut kita mencari tahu cara mengatasi kesepian karena kita kehilangan status jabatan sebagai mantan pustakawan. Kalau seseorang pensiun pustakawan bisa mengatasi lobang jarum yang kecil sangat sensitive ini maka bisa mengatasi masa tuanya dengan lebih bersuka ria menjalani kehidupan ini dengan mendekatkan diri kepada Sang Kholiq, menjaga kesehatan fisik, mental, financial, mencari sumber – sumber dana secara kontinyu di tempat lain, mencari kegiatan – kegiatan sosial, mengasuh cucu, menjadi relawan. Tidak menjadi beban negara, mampu hidup mandiri, tentu hal ini tidak menjadi beban permasalahan yang lebih komplek dalam menangani permasalahan pustakawan yang pensiun. Oleh karena itu perlu merancang lebih dini persiapan menghadapi pensiun pustakawan secara mandiri. Sebagai mantan Pustakawan perlu membaca perubahan yang sangat dratis, untuk memaksa seorang mantan pustakawan membuat penyesuaian jalan lama yang mungkin tidak lagi di lalui dimasa sekarang.(Pri)