Mewujudkan masyarakat desa cerdas oleh Sukirno, MA, yang diterbitkan pada kolom opini BIWARA DPRD Bantul edisi 1 2017. Untuk mengunduh versi pdf, silakan klik di sini.
Kliping Thursday, 31 August 2017
Mewujudkan masyarakat desa cerdas oleh Sukirno, MA, yang diterbitkan pada kolom opini BIWARA DPRD Bantul edisi 1 2017. Untuk mengunduh versi pdf, silakan klik di sini.
Berita Wednesday, 30 August 2017
Mengawali kegiatan Perpustakaan Fakultas Biologi UGM pada awal semester I tahun ajaran 2017/2018, perpustakaan mengadakan training of trainer tentang penelusuran akses database jurnal elektronik dan manajemen sitasi menggunakan Mendeley. Kegiatan ini ditujukan untuk mencari tenaga sukarela dari mahasiswa dengan melibatkan beberapa dosen untuk membantu Perpustakaan Fakultas Biologi UGM. Mahasiswa dan dosen yang terlibat selanjutnya akan mengenalkan dan memberi bimbingan mengenai cara memanfaatkan sumber-sumber informasi dari jurnal elektronik yang telah dilanggan UGM. Kegiatan ini diampu oleh pengurus Forum Pustaskawan UGM, yaitu Purwoko SIP, MA (Perpustakaan FT UGM) dan Budhi Santoso SIP, M.Hum (Perpustakaan F. Geografi UGM).
Sebagai tindak lanjut, perpustakaan Fakultas Biologi UGM pada tanggal 9 Agustus 2017 mengadakan sosialisasi perpustakaan dalam acara PPSMB Metamorphoself. Pada kesempatan ini, kepala perpustakaan Fakultas Biologi UGM menugaskan Rusna Nur Aini, A.Md untuk memperkenalkan fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan. Pada acara tersebut, turut disosialisasikan mengenai pelatihan penelusuran akses jurnal elektronik dan manajemen sitasi menggunakan Mendeley pada mahasiswa baru.
Selanjutnya, kegiatan tersebut disambung pada tanggal 14 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2017. Kapasitas ruang komputer hanya dapat menampung 20 orang per hari, maka kegiatan ini di bagi menjadi sepuluh kelompok dari jumlah 200 mahasiswa. Keterampilan dalam penelusuran jurnal elektronik dan manajemen dokumen dengan aplikasi Mendeley sangat bermanfaat bagi mahasiswa Biologi. Hal ini ditunjukkan dengan peserta yang antusias mengikuti pelatihan, serta di demonstrasikan cara pembuatan daftar pustaka dan menulis sumber kutipan otomatis yang lebih mudah dan cepat dari cara manual. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas mutu layanan serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas perpustakaan. (Rusna Nur Aini)
Berita Wednesday, 30 August 2017
Enam pustakawan UGM (30/8) berkumpul di Universitas Negeri Malang (UM) dalam rangka presentasi Call for Papers. Tercatat ada 7 (tujuh) makalah yang lolos pada kegiatan ini. Berikut ini judul dan penulis enam makalah tersebut.
Prosiding lengkap, dapat diunduh di http://psip.um.ac.id/?p=53
Sumber foto: Purwani Istiana
Berita Tuesday, 22 August 2017
Budhi Santoso, dan Aprilia Mardiastuti pada tanggal 22 Agustus 2017 resmi diwisuda pada program pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga. Keduanya lulus dari program studi Ilmu Perpustakaan. Budhi kesehariannya bertugas di Perpustakaan Fakultas Geografi, sementara Aprilia di Perpustakaan Pusat UGM.
Tentunya ini kabar yang menggembirakan, karena akan semakin memperkuat jajaran Perpustakaan UGM dalam meningkatkan layanannya kepada pemustaka. Pada periode ini pula, Aprilia memperoleh predikat lulus dengan pujian.
Sumber foto: Budhi Santoso
Berita Monday, 21 August 2017
Pemilihan pustakawan berprestasi selalu dilaksanakan setiap tahunnya, demikian pula yang dilakukan Perpustakaan Nasional RI tahun 2017 ini. Dari Daerah Istimewa Yogyakarta, diwakili oleh Purwani Istiana, MA., pustakawan dari UGM yang kesehariannya ditempatkan di Perpustakaan Fakultas Geografi.
Berikut ini beberapa rangkuman wawancara singkat dengan Purwani Istiana, terkait dengan perlombaan yang baru saja diikutinya.
Nina, demikian panggilan akrabnya, mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melewati serangkaian proses seleksi. Dimulai dari seleksi antar pustakawan UGM, kemudian antar pustakawan di DIY dari berbagai jenis perpustakaan yang diselenggarakan di BPAD Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kedua seleksi tersebut, Nina melewati dan mampu menempatkan diri di ranking pertama. Akhirnya, dia dikirim ke Jakarta.
Kompetisi di Jakarta, dilaksanakan mulai 13 Agustus 2017 s.d. 18 Agustus 2017, dihadapan 7 dewan juri dari berbagai institusi di Indonesia. Penjurian diawali dengan tes kognitif, wawancara, presentasi dengan beberapa tema, yaitu: pengembangan koleksi, layanan perpustakaan, pengolahan bahan pustaka, dan kepustakawanan. Dari 29 peserta yang berasal dari 29 provinsi, diambil 6 orang yang dinobatkan menjadi pemenang.
Saya merasa banyak memperoleh pembelajaran selama proses penjurian dan seluruh rangkaian kegiatan seleksi, baik dari dewan juri, panitia dan dari sesama peserta. Kekompakan, saling peduli diantara para peserta lomba, merupakan kesan yang mendalam. Seperti halnya sebuah kompetisi, pasti diantara kami harus ada yang terpilih sebagai pemenang, dan ada yang belum menang. Kami berkomitmen untuk terus bergerak (Pustakawan Bergerak) untuk Indonesia. (Purwani Istiana)
Selama proses kompetisi, tentunya ada beban yang harus ditanggung. Namun, doa dan tawakal, serta pasrah kepada Allah SWT atas hasil yang diterima, dilakukan Nina agar dapat mengurai beban tersebut. Nina menambahkan, bahwa proses pemilihan pustakawan berprestasi ini, sesungguhnya dimulai sejak bertahun-tahun sebelum penjurian. Enam hari selama penjurian hanyalah puncaknya saja, untuk kita dapat menampilkan rekam jejak kita selama sekian tahun menjadi pustakawan.
Nina mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah mendukungnya, mendoakannya, dalam kompetisi dan juga selama menjadi pustakawan. Berharap, semoga apa yang dicapainya dapat bermanfaat. “Pustakawan Hebat!! Pustakawan Luar Biasa !! Pustakawan Bergerak!! dan akan terus bergerak , untuk masyarakat yang kita Layani”, pungkas Nina.
Catatan: Wawancara dilakukan oleh Purwoko dan Purwani Istiana. Teks hasil wawancara diolah oleh Purwoko. Sumber foto: Purwani Istiana.
Berita Friday, 18 August 2017
Hari kedua (11/8)
Sesuai niat hari sebelumnya, hari kedua kami datang ke lokasi workshop dengan jalan kaki. Karena jarak tidak terlalu jauh, dengan jalan yang belum pernah kami lalui, pagi itu perjalanan dari penginapan ke lokasi workshop terasa menyenangkan. Padahal, malam harinya, kami keliling Bangkok dengan diantar seorang teman yang bekerja di Perpustakaan Nasional Thailand. Serta pagi harinya kami telah berjalan menyusuri jalan protokol di depan kampus, dan mengunjungi pasar kaget yang ada dalam kampus.
Di dalam kampus Mahidol Salaya ini, pada hari tertentu terdapat pasar dengan berbagai macam dagangan. Mulai dari makanan, asesoris, pakaian, buah, dan lainnya. Sayangnya, tidak ada asesoris khas Thailand atau Universitas Mahidol, sehingga kami tidak membeli apapun.
###
Kami menyusuri jalan kampus yang dilengkapi dengan pohon-pohon yang cukup membuat sinar matahari berkurang panasnya. Berpapasan dengan mahasiswa yang bersepeda, beberapa sepeda motor yang terparkir, mahasiswa yang menunggu tram, serta mahasiswa yang sedang berlari olah raga. Kami sempat lupa jalan. Namun, setelah kami beranikan bertanya pada mahasiswa yang kami temui dengan Bahasa Inggris yang tidak sempurna, kami akhirnya sampai pada Mahidol Learning Center. Kami juga sempat heran. Di parkiran motor, tak ada motor baru, semua, sebatas kami memandang, adalah motor dengan tahun lama, namun masih terlihat baru.
Tema sesi pertama hari kedua adalah “Creating a MOOC course for library instruction: a step by step”. Disambung dengan aspek copyright yang harus diperhatikan dalam membuat MOOC khususnya dalam menggunakan media yang telah ada di internet. Sesi kedua ini berjudul “Creating and Reusing Digital Contents, Open Education Resources (EOR), and Copyright Issues”. Dua sesi ini dihantarkan oleh Dr. Anutaria, pemateri sejak hari pertama. Agaknya Dr. Anutaria merupakan pemateri utama pada workshop ini.
Di sela-sela sesi, kami ditantang untuk berkompetisi menggunakan Kahoot. Ada 12 pertanyaan serta ada 2 pertanyaan pemanasan, tentang judul lagu, dan negara asal seorang artis (korea). Dari pertanyaan ini, kami bisa belajar beberapa hal tentang aspek legal sebuah media atau sumber daya yang ada di internet. Penggunaan video di Youtube, penggunaan informasi di blog orang lain, lisensi CC dengan beberapa turunannya, dan lainnya. Sayang, karena tergesa, kami kehilangan beberapa point, dan menempati posisi 4 dari 13 kelompok peserta. Lumayan, kelompok kami sempat muncul dalam 5 besar ketika hasil kompetisi di Kahoot itu ditampilkan, meskipun tidak mendapatkan hadiah.
Silakan unduh slide materi ini di http://www.li.mahidol.ac.th/AUNILO2017/wp-content/uploads/sites/1678/2017/06/CreatingMOOC.pdf
—
Berikutnya, kami diberi akun admin di edX-nya Mahidol (mux.li.mahidol.ac.th). Kami dipersilakan mempraktikkan membuat course. Menentukan sendiri nama course-nya, kemudian mengisi section, subsection dan lainnya. Setelah berhasil dibuat, salah satu dari anggota dalam satu meja
menambahkan akun lain dalam satu meja untuk menjadi tim teaching dalam membuat dan mengelola MOOC. Pustakawan Mahidol berkeliling untuk membantu peserta membuat course di edX, menjawab pertanyaan atau kesulitan peserta. Hal ini kami lakukan sampai menjelang istirahat untuk makan siang.
###
Setelah mengambil makan siang, menyelesaikan makan siang, kami bergegas ke musholla di Muslim Club Mahidol untuk menunaikan sholat Jumat. Sholat Jum’at dimulai pukul 12.40, sampai kurang lebih 13.10 menit.
###
Kami kembali ke ruang kelas. Ternyata, sesi berikutnya telah dimulai. Sesi terakhir ini berjudul “Video and Audio Production”, yang dihantarkan oleh Marut Kongklaew, seorang staf Audio Visual di Perpustakaan Mahidol. Secara umum, dengan Bahasa Inggris yang jelas, Marut mengantarkan materi pengambilan gambar, dan editing gambar/video dengan berbagai jenisnya.
Marut juga memberikan contoh kerja yang dia lakukan, berupa video literasi informasi yang diunggah di web mux-nya Mahidol Library. Marut memperlihatkan kerjanya membuat sket gambar, dan kemudian diolah menggunakan software agar gambar tersebut menjadi lebih hidup. Video dan animasi yang dihasilkan dan ditunjukkan Marut pada sesi ini, merupakan karya original. Mulai dari video yang diambil, animasi yang menyertai, karya sendiri yang diolah. Di bawah ini contoh video yang diolah oleh Marut. URL MOOCnya ada di https://muxdev.mahidol.ac.th/courses/course-v1:MAHIDOL_LIBRARY+IL.101+IL.2016/about
Kami sempat bertanya, “berapa waktu yang dibutuhkan untuk bisa menguasai software yang dibutuhkan?”. Ternyata Marut tidak belajar formal untuk menguasai software olah video dan gambar tersebut. Belajar dari buku, video, kemudian mempraktikannya. Ketertarikan, dan hobi menjadi salah satu kuncinya. Marut sempat memperlihatkan gambar arloji dan kamera, yang tampak seperti hasil foto. Padahal gambar tersebut adalah gambar goresan pensil oleh Marut yang diolah menggunakan software.
Silakan unduh slide materi ini di http://www.li.mahidol.ac.th/AUNILO2017/wp-content/uploads/sites/1678/2017/06/Video&audio_production.pdf
###
Dua hari di Mahidol ini, membuka dan meneguhkan kami bahwa membuat kuliah online membutuhkan persiapan matang, melibatkan berbagai pihak dengan berbagai keahlian. Untuk mempelajari MOOC dan membuat MOOC, lebih baik diawali dengan bergabung dalam MOOC yang telah ada, mengikuti prosesnya sampai selesai. Online course bukan sekedar memindahkan proses kuliah tradisional dalam media internet, namun jangkauan peserta yang lebih banyak sebagai bagian dari penyebaran informasi menjadi salah satu sisi khasnya. MOOC bisa menjadi alternatif dalam mengantarkan materi tertentu pada banyak orang. Pustakawan bisa mengambil peran dalam MOOC, dalam berbagai hal, serta keberhasilan MOOC perlu kedisiplinan dari pengelolanya.
Hari itu ditutup dengan post-test, pembagian sertifikat, dan foto bersama. Kami kembali ke penginapan, istirahat, kemudian berbenah untuk pulang esok harinya.
kami mengucapkan terimakasih, kepada Kepala Perpustakaan UGM, serta UGM atas kesempatan dan ijin yang diberikan. Semoga apa yang kami peroleh dapat bermanfaat bagi semuanya.
Purwoko & Haryanta
Tamat.
Foto lengkap hari kedua dapat dilihat di http://www.li.mahidol.ac.th/AUNILO2017/photo-gallery/aunilo-training-trainers-workshop-day-2/
Baca juga: https://pustakawan.lib.ugm.ac.id/2017/08/mooc-belajar-dengan-banyak-peserta-tidak-terikat-waktu-1/
Berita Tuesday, 15 August 2017
Tanggal 10-11 Agustus 2017, kami berdua berkesempatan mengikuti workshop dengan tema MOOC (Massive Open Online Course), di Universitas Mahidol, Thailand. Kegiatan ini terkait dengan forum kerjasama perpustakaan ASEAN, AUNILO (ASEAN University Network Interlibrary Online).
Pelaksanaan workshop dipusatkan di Mahidol Learning Center, kampus Salaya. Sementara kami menginap di Salaya Pavilion, Mahidol International College. Jarak keduanya cukup dekat, 10 menit perjalanan jalan kaki, atau beberapa menit saja dengan kendaraan kampus tram. Hari pertama, kami dijemput panitia, dan diantarkan menggunakan tram.
Tram ini, di Jogja mirip seperti kereta mini yang biasa dipakai untuk mengangkut anak-anak keliling desa. Namun panjangnya sekitar setengahnya saja. Tram ini memiliki beberapa pos untuk berhenti, dengan beberapa warna plat yang terpasang di depan dan belakang. Warna mengindikasikan jalur perjalanan. Dari penginapan, kami ambil warna hijau, berhenti di kantor presiden universitas (semacam rektor), dan kemudian ikut tram warna kuning menuju tempat acara.
Sepanjang perjalanan, kami melihat kampus Mahidol yang bersih. Ada juga gedung yang baru dibangun. Kampus ini luas. Pustakawan yang menjemput kami mengatakan, bahwa besok pagi, kami bisa ambil tram sendiri, tanpa dijemput. Kami menjawab, bahwa besok pagi, mungkin kami akan ambil cara jalan kaki saja, sekalian melihat kampus Mahidol dari dekat.
Setelah beberapa menit, kami sampai di Mahidol Learning Center.
Ruang kegiatan terletak di lantai 3 gedung Mahidol Learning Center (MLC). Agaknya gedung ini semacam tempat berkumpulnya mahasiswa untuk berkegiatan. Beberapa kantor organisasi mahasiswa juga ada di gedung ini. Di lantai satu, terdapat kantin yang bersih, dengan berbagai masakan pilihan, termasuk kedai makanan halal, serta mushola (Muslim Club) di lantai 2.
Ada mahasiswa yang berlatih menari, ada yang bersama-sama dalam jumlah banyak masuk dalam ruang semacal hall, dan berkegiatan di dalamnya. Tampak, sepatu mereka tersusun rapi di luar ruangan.
Kami naik ke lantai 3 menggunakan lift. Menuju ruang, registrasi, menerima kit, dan kemudian masuk ruangan. Hari pertama, bertemu dengan semua peserta, dan harus membiasakan diri berbicara dalam Bahasa Inggris.
Kami duduk satu meja dengan peserta dari Singapura (NUS), Universitas Chiang Mai Rajabat, dan Bhurappa University. Daftar peserta, silakan lihat di http://www.li.mahidol.ac.th/AUNILO2017/about-the-workshop/list-of-participants/ . Tidak semua peserta adalah pustakawan. Ada yang bagian teknologi informasi, dan ada juga dosen, atau kepala perpustakaannya. Untuk kepala perpustakaan, sepertinya mereka bergabung sejak putaran pertama, pada pertemuan para kepala perpustakaan yang tergabung di AUNILO.
###
Hari pertama
Hari pertama, dimulai dengan pembukaan dan pre-test. Pidato selamat datang disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Mahidol, Dr. Wittaya. Dilanjutkan dengan pengantar MOOC oleh Dr. Vilas, kemudian sesi diskusi panel dengan pemateri Dr. Wittaya dan Dr. Vilas, dengan moderator Dr. Anutaria. (silakan klik di sini juga untuk informasi lain tentang Dr. Anutaria)
Sesi ini sangat menarik. Pembicara yang kesemuanya orang Thailand, yang tulisannya bukan tulisan latin, namun mampu mengantarkan materi dengan Bahasa Inggris dengan baik. Bahasa Inggris yang digunakan pun, dibuat sangat mudah dimengerti. Tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat, dengan intonasi yang jelas, serta menggunakan kosakata yang jamak diketahui.
—-
Pada sesi pengantar MOOC, kami dikenalkan pada apa itu MOOC, kenapa MOCC, dan apa bedanya MOOC dengan e-learning konvensional. Platform apa saja yang termasuk pada katori MOOC, apa peran pustakawan pada MOOC.
Slide materi diawali dengan berita yang berjudul “Vermont Medical School Says Goodbye to Lecture”. MOOC, merupakan kependekan dari Massive Open Online Course. Massive, berarti banyak partisipan yang bergabung dalam satu kelas di MOOC. Open berarti terbuka, dan bebas biaya, meskipun mungkin dalam memperolah sertifikat dikenakan biaya. Online Course adalah kegiatan yang dikenai predikat massive dan online tersebut. Massive, dan juga open menjadi kata kunci dari MOOC itu.
Sebelum MOOC, ada SPOC. SPOC kependekan dari Small Private Online Course, yang merupakan online course dengan peserta sedikit, serta private (terbatas orang tertentu).
MOOC dapat menggunakan berbagai platform, mulai dari edX, coursera dan lainnya. Pada sesi ini pula, kami dikenalkan sekilas tentang ADDIE model. Sebuah model sebagai guideline pengembangan MOOC.
Slide presentasi pertama, dapat diunduh di sini.
##
Sesi kedua, dilanjutkan dengan diskusi panel bersama Dr. Vilas, Dr. Wittaya. Sebelum diskusi, Dr. Wittaya menyampaikan pengalaman beliau terkait MOOC (unduh di sini). Kami tak menyangka, ternyata Dr. Wittaya telah memperoleh berbagai sertifikat dari berbagai course yang beliau ikuti di berbagai platform MOOC, baik di edX maupun Coursera. Di akhir presentasinya, beliau menggaris bawahi, “mungkin saya diangkat menjadi kepala perpustakaan Mahidol, juga karena saya dapat banyak sertifikat dari berbagai course di MOOC”. Pernyataan ini disambut tepuk tangan, sekaligus senyum salut dari para peserta.
Dr. Wittaya pernah mengikuti course tentang enterpreneurship. Beliau mengatakan alasannya karena di Mahidol ada dorongan tentang enterpreneurship. Artinya, selain karena interest pribadi, aspek lingkungan kerja juga menjadi pertimbangan kita mengambil tema dalam MOOC.
###
Sesi berikutnya dilanjutkan setelah makan siang. Waktu istirahat, kami gunakan untuk berdiskusi di ruang makan dengan peserta lain, semampu kami. Lalu kami sholat, dan kembali ke ruang pelatihan.
###
Sesi berikutnya berjudul “Your First Experience in Taking a MOOC Course”, bersama Dr. Anutaria. Pada sesi ini, kami dibagi dalam beberapa kelompok, sesuai meja. Kemudian kami diminta membuka course di edX, atau Coursera, atau platform lainnya. Kelompok pertama diminta menganalisis tentang rule pada course yang dipilih, kelompok kedua menganalisis tentang sistem evaluasi. Point-point ditulis dalam kertas post-it, dan ditempel di flipchart.
Setelah semua selesai, masing-masing kelompok diminta berpindah meja, dan mengkritisi kerja kelompok lain: tidak setuju, mengoreksi, atau menambahi.
Dengan sesi ini, kami diarahkan menganalisis sebuah course di MOOC. Silakan unduh slide materi ini di sini.
###
Sesi terakhir hari pertama, berjudul “MOOC Development with ADDIE Instructional Design Model”. Pemateri sesi ini, sama dengan pemateri sebelumnya, Dr. Anutaria.
ADDIE, pada sesi pertama telah disinggung oleh Dr. Vilas. ADDIE merupakan kependekan dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. ADDIE merupakan konsep dalam pengembangan MOOC. Analysis merupakan proses menentukan siapa target, pertimbangan, tujuan, dan durasi course yang akan dilaksanakan.
Design berisi kegiatan menentukan metode ujian/assesment, menentukan metode instruksionalnya, outline, media, serta aktifitas yang akan dibangun dalam course. Develop merupakan proses yang berisi pembuat media pembelajaran (video, audio dll), mengunggah materi ke dalam sistem, test dan meningkatkan kualitas course.
Implementation merupakan proses mempraktikkan MOOC. Mempraktikan secara online bersama anggota, memotivasi anggota (learners) dalam course, umpan balik secara berkelanjutan dan menganalisis keikutsertaan anggota.
Evaluation, meskipun diletakkan di terakhir, namun sebenarnya merupakan proses berkelanjutan sejak awal. Evaluation selalu dilakukan sembari proses berjalan. Menganalisis proses belajar, mengevaluasi faktor yang membuat berhasil, menganalisis masalah, dan membuat rencana peningkatan course diwaktu mendatang.
MOOC bukan sekedar proses belajar yang selama ini telah dilakukan, kemudian diselenggarakan secara online. MOOC merupakan proses yang massive (dengan jumlah peserta yang banyak), diselenggarakan secara terbuka, serta dilakukan dengan design instructional yang tepat.
Silakan unduh slide materi ini di sini.
###
Hari pertama selesai.
Bersambung…
(Haryanta & Purwoko)
Foto-foto hari pertama dapat dilihat di http://www.li.mahidol.ac.th/AUNILO2017/photo-gallery/aunilo-training-trainers-workshop-day-1/
Baca juga https://pustakawan.lib.ugm.ac.id/2017/08/mooc-belajar-dengan-banyak-peserta-tidak-terikat-waktu-2/
Berita Monday, 17 July 2017
SLiMS Commeet 2017, 25-26 Agustus 2017, di Perpustakaan UGM
“MEMBANGUN EKOSISTEM OPEN SOURCE SOFTWARE untuk PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN”
—————–
1⃣ Hari 1, Jumat 25 Agustus 2017
08.00 – 11.30 WIB
Seminar “Kreatifitas dalam pemanfaatan teknologi untuk perpustakaan”
Pembicara:
1. Wardiyono, MBA (SLiMS dan posisinya dalam perkembangan perpustakaan)
2. Dr. Mardhani Ria Setiawan (Tantangan terkini dan strategi sukses perkembangan Opensource software)
Moderator: Arif Surachman
13.30 – 16.00 WIB
1. Presentasi Pengembangan SLiMS
2. Perkembangan SLiMS terbaru
3. SLiMS dan Drupal
2⃣ Hari 2, Sabtu 26 Agustus 2017
09.00 – 12.00 WIB
Presentasi Komunitas
Pengembangan dan Modifikasi SLiMS, Kreatifitas membuat template,
SLiMS Desktop terbaru, Komunitas Pengolah Perpustakaan,
SETIADI dan pengembangan ke depan, SLiMS bot Pak Carik.
13.30 – 16.00 WIB
Presentasi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
1. InlisLite
2. Koha
3. Omeka
4. Zotero
5. Subyek Plus & Pustakawan
6. MendeleyData
Biaya:
300.000 (umum)
250.000 (Pustakawan Sekolah/Komunitas SliMS/Mahasiswa)
100.000 khusus hari kedua bagi pustakawan SD/SMP (menunjukkan surat tugas.
✏Pendaftaran: ugm.id/slims2017
🌎 Web informasi ada di pustakawan.lib.ugm.ac.id
👥 Info lebih lanjut, silakan gabung di grup whatsapp peserta dengan klik http://ugm.id/eT
💾 Atau sms/wa ke 0857-3240-5903 (Ira)
SMS 0896 5519 1832
Download Poster di: https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1678/2017/07/desain-poster-slims-commeet-2017-update-6.png
Tulisan ringan Tuesday, 4 July 2017
atas ijin penulis, disalin dari: http://prisekip.blog.ugm.ac.id/2017/07/04/pensiun-dijadikan-kegiatan-yang-belum-diraih/
PENSIUN DIJADIKAN KEGIATAN YANG BELUM DIRAIH.
Usia pensiun sama sekali bukan akhir masa berkarya, setelah tidak menjadi pustakawan bukan berarti hidup mereka selesai.Mereka memilih untuk terus tumbuh melampui masa- masa aktifnya sebagai pustakawan. Saat masih aktif kita masih tampak bugar mempunyai dedikasi yang penuh semangat, setelah pensiun kita akan berbeda rasanya kehilangan semangat hidup sepertinya, sepertinya merasa tidak berguna, tak tau merasa mempunyai pola pekejaan yang merasuk dalam diri kita. Tanpa persiapan yang memadai, kita bisa jadi akan mengalami keterpurukan, uang pensiun kalau tidak bisa dikelola, hidup ini akan menjadi susah, serba kekurangan kalau tidak hati- hati bisa menjadi sakit, banyak mengalami power syndrome, emosional, fenomena akan berlangsung, tetapi kegiatan social makin berkembang, setelah itu nanti akan terlihat kembali menikmati hidup setelah lepas dari pekerjaan rutin. Setiap Pustakawan akan mengalami proses penuaan secara fisik, merasa sudah lansia walaupun perlu menunjukkan tetap aktif, kadang sulit berkonsentrasi tidak bisa memahami lingkungan. Hampir, ketika masih menduduki jabatan dalam sepanjang karier yang melekat pada dirinya seolah – olah sulit dipisahkan itu kenang masa lalu padahal jabatan bagian hidup seseorang.
Selengkapnya, silakan buka di http://prisekip.blog.ugm.ac.id/2017/07/04/pensiun-dijadikan-kegiatan-yang-belum-diraih/
Berita Monday, 3 July 2017
Kepada mahasiswa S3 UGM
Salam sejahtera,
Kami sampaikan, terkait acara 3MT (three minutes thesis presentation) dan tindak lanjut pelatihan presentasi hasil penelitian beberapa waktu yang lalu, bagi yang berminat untuk mengikuti seleksi, dapat melakukan pendaftaran melalui SMS ke +62 857-2508-1628
dengan format Nama__email_Fakultas.
Pendaftaran paling lambat 5 Juli 2017.
Pembekalan akan dilaksanakan pada pekan kedua bulan Juli 2017, oleh I Made Andi Arsana, Ph.D.
Kegiatan ini kami khususkan untuk mahasiswa S3 di UGM. Kami berharap teman-teman dapat menyebarkan informasi ini kepada rekan mahasiswa S3 lainnya.
Informasi lebih lanjut tentang 3MT dapat diperoleh di https://threeminutethesis.uq.
Calon yang lolos seleksi tingkat UGM akan didaftarkan oleh UGM untuk mengikuti seleksi lanjutan ke University of Queensland Australia disponsori oleh SpringerNature.
Demikian, atas partisipas rekan-rekan kami sampaikan terimakasih.
Salam