Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Forum Pustakawan UGM
  • Home
  • Pengurus
    • Ketua FP dari waktu ke waktu
  • Untuk Anggota
    • Daftar Anggota
    • Jadwal Kegiatan
    • Ingin mengirim tulisan?
    • Duta FP UGM
  • Silakan ajukan !
    • Tema kegiatan
    • Pertanyaan untuk FAQ
  • Download
  • Kegiatan FP UGM

Dua Pustakawan UGM meraih gelar S2: Aprilia Mardiastuti, dan Budhi Santoso

BeritaTokoh Thursday, 22 June 2017

1Dua pustakawan ugm meraih gelar S2. Budhi Santoso dengan tesisnya “Hubungan antara usability website perpustakaan dan loyalitas pemustaka di Perpustakaan FT UGM”. Bersamaan dengan Budhi, Aprilia Mardiastuti juga mempertahankan tesisnya yang berjudul “Efektifitas Bimbingan Pemakaian Sumber-sumber Rujukan  (BPSR) terhadap kecemasan di Perpustakaan (Library Anxiety) pada Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”,  pada Senin 29 Mei 2017. Membanggakan, keduanya meraih nilai A.

Aprilia, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa BPSR yang dilakukan oleh Perpustakaan UGM telah mampu menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa Pasca Sarjana.

Selamat, menambah deretan pustakawan UGM untuk semakin memperkuat perpustakaan UGM.

Supriyono: pustakawan senior yang kaya falsafah hidup

Tokoh Thursday, 22 June 2017

Al-mukarom-300x225
koleksi dari http://prisekip.blog.ugm.ac.id/

Berikut ini, wawancara kami dengan sesepuh perpustakaan UGM, seorang pustakawan senior yang mengabdi  selama 30 tahun di Perpustakaan UGM, Pak Supriyono. Pak Pri, begitu biasa dipanggil, merupakan sosok yang enerjik, ramah dan mudah bergaul. Bukan hanya kepada rekan sebayanya, namun juga kepada pustakawan junior.  Sifat mudah bergaul inilah, yang membuatnya banyak teman dan merasa akrab.

Meski beliau pustakawan generasi awal, namun beliau tidak mau kalah dengan generasi muda. Dengan statusnya yang senior, beliau masih mau menempuh pendidikan jenjang S1 Ilmu Perpustakaan pada tahun 2005. Beliau juga mengelola blog pribadinya di http://prisekip.blog.ugm.ac.id/. Beberapa catatan hidupnya bisa kita temukan pada blog tersebut.

“Bekerja sebagai ladang ibadah” (klik di sini), salah satu posting terbaru Beliau. Beliau menekankan pemaknaan sejati pada pekerjaan (pustakawan). Screenshot at 2017-06-22 07-47-00Pemaknaan itu akan mengantarkan kita pada berkah kemuliaan pekerjaan tersebut. Posting tersebut lengkap dengan kutipan landasan sakral pandangannya, Qs –Lukman (31) :34.  Pada postingan lainnya, Beliau menggubah lirik lagu Mbak Surip “tak gendong” (silakan klik di sini) menjadi “tak baca”. Note: “tak” dalam hal ini buka berarti “tidak”, namun lebih dekat ke ungkapan Jawa yang berarti “melakukan”. 

Berikut wawancara singkat kami dengan beliau, terkait kepustakawan di UGM.

———————————————————————–

Sejak kapan Bapak mengabdi menjadi pustakawan?

Ketika UGM membuka kesempatan rekrutmen pegawai peprustakaan, mencoba mengikuti tes CPNS dengan TMT 01021987 sebagai CPNS no UGM/1/KP/03/05 ditempatkan di Perpustakaan UGM. Baru tahun 1988 diangkat menjadi pustakawan no: UGM/58/kp/04/10

Pernah ditempatkan di bagian apa saja, Pak?

Pada tahun 1987 s/d 1989 ditempatkan di Sirkulasi
Pada tahun 1990 s/d 1994 ditempatkan di koleksi Cadangan
Pada tahun 1995 s/d 2004 ditempatkan di Sirkulasi
Pada tahun 2005 s/d 2009 ditempatkan jurnal
Pada tahun 2010 s/d 2012 penangung jawab unit III
Pada tahun 2013 s/d 2015 koleksi langka
Pada tahun 2016 s/d 2018 Koleksi Akademik (KKI)

Apa pengalaman Bapak yang paling menarik selama menjadi pustakawan?

Ada keluh kesah dan pengalaman yang menarik jadi pustakawan UGM, tentunya banyak, karena waktu yang begitu lama, namun ada beberapa yang bisa kami rangkum di dalam otak saya. 

Ketika aku bekerja di perpustakaan aku hanya membawa kertas tebal sarjana muda namun bukan jurusan perpustakaan, pertama masuk sudah ditempatkan di bagian sirkulasi makin lama aku mencintai buku dan sering bertemu dengan pemustaka yang lebih muda, aku rasanya tertarik. Lama- lama kemudian aku ditawari untuk masuk pustakawan sama pimpinan, kemudin aku dikursuskan melalui pusdokinfo bersama pak Ida Fajar selama tiga bulan, disuruh membuat tugas tiap hari.

Kecintaanku terhadap perpustakaan makin lama membuatku semakin bersemangat mengembangkan dan belajar ilmu perpustakaan. Seperti terbang tanpa sayap :). Awalnya aku belajar ilmu perpustakaan pada tahun 1989, sungguh sangat mengasyikkan ketika perpustakaan sering mengadakan seminar tentang kepustakawanan, rasanya aku bisa menambahkan ilmu literasiku untuk bisa berkembang. Mengikuti worksop kepustakawanan, sungguh hal yang mengasyikkan, karena bisa bertemu sesama profesi dengan perguruan tinggi negri dan swasta, yang mengikuti pelatihan kepustakawan untuk menambah wawasan.

Pengalamanku jadi pustakawan pada waktu itu masih minim sekali padahal buku peprustakaan sudah banyak, baik yang tua maupun yang baru. Dengan keterbatasanku banyak hal yang terjadi berkaitan dengan kebutuhan informasi pengunjung, hal ini membuatku menjadi mempunyai rasa penasaran untuk menuntut seorang pustakawan menjadikan peran pustakawan bisa mewujudkan impiannya membantu pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Tahun berganti tahun, ilmu kepustakawan semakin berkembang, padahal umurku dimakan usia, aku cepat megambil keputusan untuk mengikuti kuliah lagi pada tahun 2005 untuk mengasah ilmu kepustakawanku agar lebih tajam disamping untuk meningkatkan profesiku menjadi pustakawan ahli.

Memang suka tidak suka, kita harus meningkatkan kreativitas, kerja hingga 21 tahun aku bekerja di perpustakaan tanpa keluh kesah, namun penuh kesenangan dan kebanggan. Jadi di perpustakaan itu tidak hanya melayani peminjaman buku, penelusuran, bimbingan ternyata masih banyak ilmu yag lain, pada hal ini sudah dilakukan bertahun – tahun tanpa mengenal waktu, tanpa mengenal batas usia untuk bisa membantu pemustaka sepuas mungkin. Dengan bergulirnya waktu aku bisa menyelesaikan tugas akhirku hingga selesai tahun 2007, bersama teman -teman seangkatan seperti Purwoko, Arif surachman, Gaib swasana, Suharti, Ega, Bagus Wijaya, Maryono dapat menyelesaikan dan mengikuti wisuda S1 di UIN. Rasanya plong hati kami tugasnya bisa selesai.

Namun akhirnya aku ditawari untuk melanjutkan lagi rasanya usia sudah tidak mencukupi lagi aku memutuskan tidak mau melanjutkan lagi. Pengalaman yang sangat singkat ini saya torehkan agar bisa membuka hati pustakawan yang lebih muda dengan keterbatasan dan kemampuan untuk bisa berjuang dan berkarya setinggi mungkin jangan berkeluh kesah untuk bisa menggali potensi diri, siapa tahu pustakawan akan lebih jaya dan jangan lupa berdoa kepada Tuhan agar kita diridhoi, dan semoga bermanfaat ilmunya.

 

Perpustakaan UGM, dari masa ke masa, menurut bapak perkembangannya bagaimana?

Sebagaimana peradapan manusia yang selalu berubah, berkembang, maka perpustakaanpun juga mengalami perubahan peradaban. Periodisasi perubahan perkembangan perpustakaan di UGM tidaklah sederhana. Perjalanan perkembangan perpustakaan UGM, mengalami perubahan yang sangat cepat mengikuti perkembangan Teknologi informasi.

Dulu Perpustakaan UGM gedungnya masih mengalami terpisah – pisah ada gedung Perpustakaan Unit I Bulaksumur digunakan untuk layanan Idis Word Bank Corner, American Corner, pengolahan dan perawatan bahan pustaka, ruang seminar, ruang belajar dan akses internet, serta kantor administrasi. Kemudian ada Gedung Unit II sekip yang digunakan untuk layanan sirkulasi, keanggotaan, Samporna Corner, Hatta Corner, ruang belajar dan akses internet. Ditambah Gedung Unit III Bulaksumur digunakan untuk layanan referensi, silang layan, terbitan berkala, koleksi tesis dan disertasi, karya ilmiah dosen dan akses internet. Setelah mengalami perbaikan gedung, perpustakaan mengalami perubahan drastis. Banyak kegiatan -kegiatan yang dilakukan oleh Peprustakaan banyak sekali memberikan jasa kepada pemakainya sampai saat ini, berupa sumber- sumber informasi dan panduan rujukan dalam penelitian hingga masa sekarang.

Dalam bidang layananpun banyak sekali dilakukan kegiatan layanan berbasis teknologi informasi, meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia perpustakaan, meningkatkan kinerja petugas layanan, meningkatkan kegiatan sarana layanan dan fasilitas layanan, meningkatkan sosialisasi sumber-sumber informasi database jurnal. Maka setiap lembaga pendidikan harus dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang memadai untuk mewujudkan cita – cita masa yang akan datang. Segala sesuatu yang akan kita tuju harusnya dirancang agar bisa menempatkan pondasi karena perpustakaan sebagai baromater tingkat kesejahteraan masyarakat pemustaka. Seperti di negara – negara maju, bagaimana meningkatkan minat baca, bagaimana informasi sangatlah penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Bagaimana perpustakaan bisa dikembangkan, sehingga perkembangan informasi ini akan berkembang beriringan dengan teknologi informasinya. Dulu perpustaan diwarnai dengan koleksi manual  tercetak, sekarang koleksi bisa dimuat di tablet dalam bentuk digital. Aksesnya dilakukan melalui internet berkat kebebasan akses di perpustakaan. Jadi perpustakaan masa depan ikut memberikan warna kehidupan di perpustakaan UGM karena memberikan kehidupan sumber belajar.

 

Pesan Bapak untuk pustakawan junior?

1. Ngluruk tanpo bolo
Sebagai pejuang literasi dan berkeliling duniapun tanpa membawa pasukan. Jangan yakin banyaknya jumlah membawa pasukan tapi yakin dengan pertolongan Allah SWT
2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa sayap
Sebagai pejuang literasi informasi pustakawan bergerak berjumpa dengan para pemustaka dari pemustaka satu ke pemustaka yang lain, berjumpa dari gedung ke gedung perpustakaan, pergi ke negri nun jauh walaupun tanpa sebab yang nampak
3. Metik tanpo Sutang/Meloncat tanpo kaki
Apabila pergi ke daerah yang sulit dijangkau untuk mengamalkan ilmunya niatnya untuk berjuang literasi ke seluruh negripun bukan untuk mencari harta tetapi mengamalkan ilmu litersinya
4. Rumangsa Handarbeni
Ikut rumangsa sebagai miliknya, jika sebagai peminpin diberi tugas, kita harus menjadi tanggung jawab tugas itu dan harus dilaksanakan sepenuh hati.
5.Mulat sarira hangsara wani
Merasa ikut memiliki, wajib membela, berani melihat diri sendiri.
6. Waspada pubo wiseso
Seorang pustakawan dituntut,untuk waspada artinya dapat melihat dengan jalan menguak tabir, setiap peristiwa yang ditelaah, dikaji, dimaknai, menjadikan tidak ragu-ragu, tidak takut mengambil keputusan. Waspada karena tajam penglihatannya, sehingga tahu sebelum terjadi sesuatu. Bijaksana, mengandung arti pandai,cakap, mahir, ahli, berpengalaman, cerdik sehingga merupakan pribadi yang memiliki kewibawaan untuk memimpin. Wasesa berarti keunggulan, kelebihan, atau kewibawaan disertai kekuasaan. Purba berarti mampu mengendalikan, jadi purba wisesa berarti mengendalikan semua keunggulan dan kekuasaan.

 

selesai

Workshop “Strategi Presentasi Hasil Penelitian” 21 Juni 2017

Berita Wednesday, 14 June 2017

Pendaftaran di ugm.id/presentasi3MT

Selamat, Purwani Istiana, M.A., Juara 1 Pustakawan Berprestasi DIY.

Berita Tuesday, 23 May 2017

Pustakawan UGM kembali menorehkan prestasi. Kali ini, Purwani Istiana, MA, pustakawan Fakultas Geografi UGM, setelah diseleksi di tingkat UGM, kemudian melaju di tingkat DIY. Di tingkat DIY, Purwani menyisihkan 15 pustakawan lainnya, dan berhasil menggondol predikat juara 1.

Purwani Istiana, kesehariannya bekerja di Perpustakaan Fakultas Geografi. Jejak tulisannya dapat dilihat di https://scholar.google.co.id/citations?user=G6aIsVcAAAAJ&hl=id&oi=ao,

b5a59828-85d8-4650-ba91-a5edba7f212b

Purwani bersama para juara lainnya. (Foto Panitia)

11

Bersama Ketua Juri (foto Purwani Istiana)

Diskusi Buku “Enhancing Teaching and Learning in the 21st-Century Academic Library”, 23 Mei 2017

Berita Friday, 19 May 2017

Pendaftaran ugm.id/dv

“Urgensi Pengembangan Data Research Management di Perpustakaan” (catatan dari seminar oleh Sri Junandi)

Berita Monday, 8 May 2017

b0cd1ff8-f098-441e-989b-db0c50baf765Pada hari Rabu, 26 April 2017 dalam rangka Milad ke-74 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia bekerja sama dengan FPPTI Daerah Istimewa Yogyakarta, diadakan seminar nasional dengan tema “Urgensi Pengembangan Data Research Management di Perpustakaan”  di Ruang Seminar Fakultas Ekonomi UII. Seminar ini menampilkan tiga pakar dalam bidangnya yang pertama yaitu, Drs. Ida Fajar Priyanto, MA, Ph.D., dengan judul “Manajemen Data Riset”. Narasumber yang kedua yaitu Fuad Gani, S.S., M.A., Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia, dengan judul “Peran dan Dukungan Pustakawan dalam Kegiatan Pembelajaran, Penelitian dan Publikasi Ilmiah”. Sedangkan narasumber yang ketiga yaitu Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi UII dengan judul “Harapan Pemustaka Terhadap Layanan Data Riset di Perpustakaan”, serta bertindak sebagai moderator Anastasia Susianti, S.Si. M.A.

Ida Fajar Priyanto sebagai pembicara pertama menyampaikan Manajemen Data Riset dibagai atas empat komponen yang dikenal DIKW (Data, Information, Knowledge dan Wisdom). Data adalah symbol atau tanda yang merepresentasi stimuli atau signals juga merupakan kumpulan potongan-potongan informasi yang dikemas. Informasi merupakan data yang diberi meaning dan maksud/tujuan. Knowledge adalah bauran dari kerangka pengalaman, nilai, informasi kontekstual, expert insight dan intuisi mendasar, dan Wisdom merupakan kemampuan meningkatkan efektivitas, menambahkan nilai etika dan estetika, yang dimiliki oleh orang yang berbeda antara satu dengan yang lain, karena berbagai factor personal yang terjadi sebelumnya.

Selanjutnya pembicara kedua Fuad Gani menyimpulan beberapa hal terkait Data history personal merupakan hal yang privasikan. Berikut prinsip memperlakukan data pribadi: 1) Data yang dimuat harus diperoleh dan diproses secara jujur dan sah, 2) harus disimpan hanya untuk satu tujuan atau lebih yang khusus dan sah, 3) data dikuasai untuk suatu tujuan atau beberapa tidak boleh digunakan atau disebarluaskan dengan melalui suatu cara yang tidak sesuai dengan tujuan, 4) data dikuasai untuk keperluan suatu tujuan atau banyak tujuan harus layak, relevan, dan tidak terlalu luas dalam kaitannya dengan tujuan atau banyak tujuan, dan 5) data harus akurat dan jika diperlukan selalu diperbarui.

D. Agus Harjito sebagai pembicara penutup menyampaikan beberapa kriteria layanan perpustakaan yang diinginkan oleh pemustaka yaitu kemampuan yaitu sebaik apakah perpustakaan dalam melayani pemustaka, dalam melayani pemustaka pustakawan perlu courtesy yaitu tindakan kesopan-santunan, rasa hormat, kebaikan maupun implementasi pelayanan yang baik, pelayanan yang total yaitu berhubungan dengan pelayanan, dimana pemustaka ingin dilayani dengan cara diberi bantuan sampai ketika pemustaka mengerti dengan informasi yang dibutuhkan. Pelayanan kepada pemustaka yang baik harus memenuhi lima dimensi kualitas jasa meliputi daya tanggap, keandalan, jaminan, perjatian dan bukti fisik.

Kesimpulan dari seminar ini pustakawan dalam melaksanakan tugas-tugas sehari untuk selalu meningkatkan pengetahuan terkait data riset khususnya bagi perguruan tinggi yaitu mendukung program pendidikan dan pengajaran, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. <Sri Junandi>

 

Diskusi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Sesi Dr. Sarto

Berita Monday, 8 May 2017

Kartini dan Literasi Informasi (Sukirno, Bernas 21 April 2017)

Kliping Tuesday, 2 May 2017

jumat 21 april 2017

Pustakawan dan Berita Hoax (Sukirno, Bernas 31 Maret 2017)

Kliping Tuesday, 2 May 2017

jumat-3 maret2017

Seminar nasional “Perpustakaan Sebagai Gerbang Informasi Sehat”

Berita Monday, 27 February 2017

 

Pada dies perpustakaan UGM tahun ini, kembali menyelenggarakan seminar nasional. Dengan melihat realitas maraknya berita hoax, berbagai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka tema tahun ini mengangkat “Perpustakaan sebagai gerbang informasi sehat”.

Leaflet lengkap bisa diunduh di http://ugm.id/8O, sementara pendaftaran online melalui http://pustakawan.lib.ugm.ac.id/reg/.

11

1…45678…13
Universitas Gadjah Mada

Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Bulaksumur, Kotak POS 16, Yogyakarta, 55281
  Telepon: (0274) 513163
  Faks. (0274) 513163
  E-mail: library@ugm.ac.id
  Whatsapp: 0811 2944 064

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY