Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Forum Pustakawan UGM
  • Home
  • Pengurus
    • Ketua FP dari waktu ke waktu
  • Untuk Anggota
    • Daftar Anggota
    • Jadwal Kegiatan
    • Ingin mengirim tulisan?
    • Duta FP UGM
  • Silakan ajukan !
    • Tema kegiatan
    • Pertanyaan untuk FAQ
  • Download
  • Kegiatan FP UGM

Asyiknya Video Coaching di Smesco (Nova Indah Wijayanti, SIP)

Berita Thursday, 23 June 2016

Sabtu, 18 Juni 2016 bertempat di Gedung SME Galeri Wow Indonesia di Jakarta, diadakan video coaching. Video ini serangkaian dengan kegiatan Smesco Digipreneurday yang merupakan event para profesi digital preneur di bidang promosi dan marketing.

Nah, coaching kali ini diampu oleh videographer profesional Bening Kharisma Buwana dan Yosa Tobing yang telah malang melintang di dunia videographer nasional. Coaching berlangsung dari jam 09.00 sampai pukul 15.00 Wib. Biasanya jam segitu adalah jam-jam ngantuk di bulan puasa. Tapi, karena hal ini baru bagi saya, gak sempat ngantuk deh. Tapi menyimak dengan asyik paparan dari dua profesional muda tersebut. Apalagi sebelumnya berkenalan dengan para peserta ternyata kebanyakan adalah para blogger profesional yang tergabung dalam komunitas kompasiana dan Indoblognet. Wah, saya langsung ciut, sebagai blogger pemula dan amatir. Coaching dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama adalah teori singkat tips membuat video, yang kedua adalah praktik shooting video plus editing dengan window movie maker . Untuk kali ini tema yang diambil adalah Ceria Lebaran Bersama Produk UKM Berkualitas di Smesco

Yosa Tobing memaparkan tips shooting video

 Resume video coaching

  • Video production scoopnya luas, kali ini tentang produk, jadi jenisnya adalah advetorial

  • Basic video production: content & framing. Hal yang penting adalah kita mau bikin apa, bagaimana dan siapa yang akan melihat (target viewer). Video produk itu tidak panjang durasinya jadi pesan harus sampai

  • Target viewer penting, karena menentukan video secara keseluruhan. Misal target viewernya masyarakat umum maka banyak warna-warna yang dipakai, warna dangdut istilahnya

  • Treatment: video dalam bentuk tulisan bahasanya musti tahu, patokannya adalah durasi, pesan sampai dan tidak boring

  • Ada namanya shooting ratio, yaitu dari rekaman mentah menjadi sebuah produk jadi 1 : 6 artinya 1 menit jadi butuh 6 menit raw material, itu bisa dibilang efektif

  • Sebelum syuting harus survey menguasai lapangan

  • Kesalahan yang banyak dilakukan oleh pemula adalah tidak menuliskan ide atau urutan kegiatan shooting dari awal sampai akhir, jadi hanya random saja ketika editing bingung mana yang akan dipilih. Untuk profesional bahkan dibikin storyboard untuk memudahkan proses shooting

  • Videographer harus punya inisiatif bisa lighting juga

  • Pemilihan lokasi untuk shoot wawancara penting, diusahakan jangan tembok karena background akan datar dan cahaya memantul

  • Mas Bening dan Mas Yosa menceritakan pengalamannya sewaktu meliput untuk acara tivi, diperlihatkan juga hasil karya mereka seperti tayangan kuliner Chef Juna, Extreme Food sampai video untuk prewedding artis.

 Praktek Shooting

  • Peserta dibagi menjadi grup, masing-masing grup beranggota dua orang

  • Peserta dibekali katalog produk Smesco untuk bahan awal video, dan produk yang harus di-shoot lain-lain seperti: pakaian wanita, tas dan dompet, pakaian pria, pakaian anak-anak. Nah kebetulan saya dapat pakaian anak-anak

  • Isi video harus meliputi wawancara dengan Direktur Utama LPP-UKM Ahmad Zabadi dan video produk, untuk durasi video jadi sekitar 3 menit

  • Video dari peserta menggunakan Handphone

  • Untuk shoot wawancara nara sumber, tips dari Bening adalah shoot dengan close up, objek berada ditengah dengan, terlihat di kamera adalah bahu ke atas

  • Untuk shooting dengan kamera Handphone, memperjelas obyek jangan pakai zoom in zoom out karena gambar akan pecah, tetapi diganti dengan mendekati obyek hingga didapatkan posisi yang pas dan close up

  • Tangan jangan bergoyang karena akan mempengaruhi hasil gambar, lebih bagus memakai tripot

  • Selesai shooting peserta lanjut coaching editing dengan movie maker

 

 

Diskusi penting “Prosedur evaluasi e-resources” oleh-oleh dari AUNILO Brunei Darussalam

Berita Tuesday, 31 May 2016

1464680703

Pustakawan sebagai mitra pendidik (1)

Berita Friday, 27 May 2016

dripaRabu, 25 Mei 2016 saya berkesempatan mengikuti seminar FPPTI Jakarta dengan tema “pustakawan sebagai mitra pendidik”. Seminar ini dilaksanakan di Universitas Al Azar Jakarta, diikuti oleh 80-an peserta. Ada 4 materi dalam seminar ini; kebijakan dikti terkait e-jurnal, plagiat, lib 2.0 dan big data. Kecuali Big Data, saya mengikuti semua materi.

Terkait materi E-jurnal disampaikan oleh Dr. Dripa Sjabana dari Dikti. Beberapa point, yang disampaikan beliau dari sudut pandang orang DIKTI dan sebagai dosen terhadap pustakawan, menurut saya menarik. Saya sendiri mengamini pandangan Dr. Dripa, bahwa pustakawan memiliki peran banyak terkait e-jurnal dalam berkolaborasi dengan pendidik. Mengolah buku, melayani sirkulasi merupakan kompetensi wajib pustakawan, namun demi profesionalisme, pustakawan perlu melakukan berbagai hal lainnya.

Tiga kompetensi yang Dr. Dripa harapkan dari pustakawan terkait pustaka elektronik: memberi pengetahuan, melatih pemanfaatan, serta pengumpulan – pengolahan data pustaka elektronik.

Memberi pengetahuan terkait dengan pandangan luas yang seharusnya dimiliki pustakawan pada berbagai sumber pustaka elektronik yang dibutuhkan oleh pemustaka. Big view pada peta sumber informasi elektronik, mutlak harus dimiliki pustakawan. Peta sumber memuat berbagai sumber serta nilai lebih dan kurangnya. Melatih pemanfaatan, dalam hal ini pustakawan harus ahli dalam: cara mengakses (sederhana dan canggih) serta strategi jika gagal akses karena dibatasi hak, berbagai sumber alternatif untuk akses, pemanfaatan RSS, content alert dan lainnya. Pengumpulan dan pengolahan data: terkait dengan riset dan data mining dari pustaka elektronik. Pustaka elektronik yang dapat dikelompokkan sesuai subyek tertentu (misalnya) dapat diolah lagi datanya menjadi informasi yang berguna bagi penelitian pemustakadripa2. Ini penting. Misal menghasilkan data sebaran penelitian, peta keterkaitan antar subyek penelitian, siapa peneliti terbanyak, siapa paling banyak berkolaborasi, dan lainnya.
(Lepas dari dialektika tentang SCOPUS), Dr. Dripa menyampaikan pula tentang kemampuan pustakawan dalam membaca data yang dimuat oleh berbagai pengindeks, Scopus misalnya. Angka yang mengindikasikan sesuatu terkait dokumen ilmiah yang ada di Scopus tentunya sangat bermanfaat bagi pendidik dan mahasiswa.

Kemampuan pustakawan dalam menggunakan perangkat lunak untuk menulis, presentasi juga disinggung oleh Dr. Dripa. Beliau menyampaikan bahwa penguasaan software tersebut mutlak bagi pustakawan.

Slide Dr. Dripa bisa diakses di https://docsend.com/view/336y3yv

Dokumen kegiatan FPPTI Jakarta dapat dilihat di http://fppti-dkijakarta.or.id/?q=galerivideo 

Sertifikasi Kompetensi Profesi Pustakawan. Bagian Kedua (Sri Rumani @Bernas Jogja)

Kliping Monday, 9 May 2016

[pdfviewer width=”800px” height=”849px” beta=”true/false”]https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1678/2016/05/kliping-bu-rumani-sertifikasi-kompetensi-pustakawan.pdf[/pdfviewer]

Sertifikasi Kompetensi Profesi Pustakawan. Bagian Pertama (Sri Rumani @Bernas Jogja)

Kliping Monday, 9 May 2016

rmu

Buku, Minat Baca dan Daya Belu (Wahyu Supriyanto @BernasJogja)

KlipingTulisan ringan Monday, 25 April 2016

Perpustakaan, DPR dan Literasi (Sri Rumani @Kedaulatan Rakyat)

KlipingTulisan ringan Monday, 25 April 2016

Tuntutan Profesi Pustakawan di Perguruan Tinggi (Sri Rumani @BernasJogja)

Kliping Thursday, 21 April 2016

rumani

Versi PDF http://plo-lib.ugm.ac.id/images/foto/A527FD799F24DB82.pdf

Memilih Pemimpin IPI (Sarwono @BernasJogja)

Kliping Friday, 15 April 2016

LITERSI INFORMASI : Keberlangsungan dari sekolah Sampai Perguruan Tinggi (Ahmad Djauzan)

BeritaTulisan ringan Tuesday, 12 April 2016

LITERSI INFORMASI : Keberlangsungan dari sekolah Sampai Perguruan Tinggi

Seminar Nasional Dalam rangka Dies Natalis Universitas Negeri Yogyakarta ke 52

6 April 2016 , Diselenggarakan UPT Perpustakaan UNY

Oleh Ahmad Djauzan

Seminar ini mengahdirkan dua orang narasumber ;

Pertama Hanna Chaterina George – Latuputty, S.S., M.I.Kom, membawakan makalah dengan tema Literasi Informasi Di Sekolah: Penerapan POLA LISA untuk Menyelesaikan Karya Ilmiah Siswa kelas 12

Narasumber pertama sebelum memaparkan apa, mengapa dan bagaimana Literasi Informasi di sekolah, mengajak audiens untuk membandingkan definisi perpustakaan yang lama definisi perpustakaan yang baru:

Definisi perpustakaan lama menitik-beratkan perpustakaan sebagai sebuah tempat yang berfungsi untuk menyimpan,mengolah, mengorganisir koleksi/buku sebagai sumber belajar bagi pemakainya, sedangkan definisi baru lebih menekankan perpustakaan sebagai sentral membaca, bertanya, meneliti, berfikir, berimajinasi dan beraktifitas yang mampu berkontribusi pada perkembangan pribadi, sosial dan budaya para penggunanya.

Dari definisi tersebut dapat dilihat pergeseran paradigma yang cukup jauh mengenai perpustakaan sedkaligus memberikan pemahaman bahwa kegiatan Literasi Informasi menjadi kegiatan yang mutlak dilaksanakan oleh lembaga perpustakaan.

Pemaparan Literasi Informasi (Melek Informasi) dimulai dengan mendefinisikan apa itu literasi informasi yaitu ; Seperangkat ketrampilan untuk memecahkan ataupun membuat keputusan, baik untuk kepentingan akademisi ataupun pribadi melalui proses pencarian, penemuan dan pemanfaatan informasi dari beragam sumber informasi serta mengkomunikasikan pengetahuan baru ini dengan efisien, efektif dan beretika.

Ketrampilan yang diperoleh dari siswa mencakup : ketrampilan membaca, ketrampilan menggunakan sumber informasi, ketrampilan memilih memilah dan memahami serta mampu mengambil intisari dari informasi yang diperoleh, ketrampilan Menulis (ketrampilan mengkomunikasikan pendapat/ilmu yang dimiliki melalui tulisan) dan ketrampilan menggunakan informasi secara beretika.

Adapun pola dan prosedur siswa dalam ber Literasi Informasi sebagai berikut:

Di akhir pemaparan Hanna Chaterina George – Latuputty, menyampaikan bebarapa catatan dalam penerepan Literasi Informasi,:

1. Keberhasilan literasi informasi sangat dipengaruhi oleh keberpihakan manajemen /kepala sekolah, adanya kolaborasi pustakawan dengan guru dan adanya strategi pendidikan literasi informasi, semisal mengadakan seminar, memperkenalkan pelajaran khusus aspek literasi informasi (pelatihan membaca ; skiming, scanning, speed reading), mengintegrasikan komponen literasi informasi dengan kurikulum( paling tidak dengan mata pelajaran tertentu)

2. Sekolah yang menerapkan kurikulum mandiri mempunyai kans lebih besar untuk berhasil.

3. Literasi Informasi menjadi sedemikian penting karena pola pemecahan masalah dan gaya belajar yang melekat pada siswa akan membentuk pribadi pembelajar seumur hidup.

Nara sumber ke dua Dhamma Gustiar Baskoro, S.S. M.Pd . Membawakan makalah Literasi Informasi : Aplikasinya Di Perguruan Tinggi

Narasumber memulai dengan pemaparan ciri khas pembelajaran di Perguruan Tinggi yakni pembelajaran yang ; mandiri, liberal, tempat belajar tidak dibatasi ruang kuliah, proaktif mahasiswa, literatur (perpustakaan) mempunyai andil yang besar. Idealnya mahasiswa adalah pribadi pembelajar mandiri sepanjang hayat, yang ditandai dengan kemampuan;

1. Mengidentifikasi batasan dan kebutuhan informasinya

2. Mencari informasi dengan efektif, reflektif , selektif dan evaluatif (pilihan informasi bukan pada tataran informasi salah benar tetapi memilih informasi terbaik dari yang baik)

3.Mampu memahami pengetahuan awal, informasi baru yang diperoleh dan kemampuan untuk menkonstruksi pengetahuan awal dan informasi yang didapat menjadi pengetahuan baru.

3. Mampu membentuk pengetahuan baru dan mengkomunikasikan secara legal dan etis

Akan tetap realitasnya tidak demikian, banyak indikasi yang menunjukkan hal tersebut. Nara sumber mecoba memetakan permasalahan yang ada, menunjukkan indikasinya dan mencoba meberi jalan keluar/solusi dengan Ketrampilan Literasi Informasi Yang Bisa Diajarkan, sebagaimana terlihat dalam diagram berikut :

aa

Di akhir pemaparan narasumber menekan pentingnya kompetensi pustakawan dalam Literasi Informasi selain pentingnya kemampuan untuk berkomunikasi dan berjejaring.

1…7891011…13
Universitas Gadjah Mada

Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Bulaksumur, Kotak POS 16, Yogyakarta, 55281
  Telepon: (0274) 513163
  Faks. (0274) 513163
  E-mail: library@ugm.ac.id
  Whatsapp: 0811 2944 064

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY